Agar Ekspor Sukses, Yukk Cermat Dalam Menghitung Harga Produk dan Biaya Ekspor

Bagi pelaku bisnis yang baru akan memulai peruntungan dan pertarungan dalam bisnis ekspor, apakah Anda yakin bahwa harga produk yang tawarkan sudah tepat? Ataukah mungkin harga yang Anda tawarkan justru tidak berhasil menorehkan kontrak dengan para importir? Ataukah harga yang Anda tawarkan membentuk pola pikir bahwa bisnis yang memerlukan pengiriman ke luar negeri tidak begitu menguntungkan?

Selain terkait jasa ekspor barang, ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menghantui para pelaku bisnis yang mulai melirik menjadi eksportir. Itulah alasan, penting sekali bagi Anda tuk memahami kalkulasi perhitungan biaya dan harga produk ekspor secara tepat. Tentunya, dengan melakukan perhitungan dan kalkulasi yang matang, kesuksesan bisa diraih dengan mudah. Nah di bawah ini, kami akan sajikan hal-hal yang perlu dihitung secara cermat sebelum melakukan ekspor.

 

1. Biaya Produksi

 

Produk ekspor bisa merupakan hasil produksi sendiri maupun dengan membeli dari supplier. Apabila anda membeli produk dari supplier, maka biaya HPP dihitung sesuai dengan biaya pembelian produk. Kemudian ditambah dengan biaya pengiriman hingga masuk ke gudang.

Berbeda ketika barang ekspor anda hasil produksi sendiri. HPP dihitung sesuai dengan biaya produksi. Kemudian ditambahkan biaya operasional pabrik. Sesudah diketahui semua total biaya produksi yang ditambah dengan biaya operasional pabrik, maka anda bisa menghitung biaya jumlah barang produksi. Atau bisa juga dengan total berat barang produksi.

 

2. Biaya Forwarder


Biaya forwarder dihitung dengan menggunakan jasa forwarder. Tujuannya membantu proses pengurusan transport sejak dari gudang hingga sampai pelabuhan, pengurusan dokumen ekspor yang diperlukan, juga semua koordinasi pengiriman barang dari pelabuhan hingga sampai pada negara yang dituju.

Biaya yang dibebankan umumnya sekitar Rp. 250.000 hingga Rp. 1.000.000 dalam setiap pelayanan dengan jumlah barang yang diekspor berapapun. Ongkos tersebut tidak termasuk biaya dari pengurusan dokumen ekspor dan biaya transportasi dari gudang menuju pelabuhan. Namun kebanyakan forwarder biasanya ada yang menawarkan harga yang mencakup semua (all in).

 

3. Biaya Pengurusan Dokumen


Biaya pengurusan dokumen tergantung oleh apa saja dokumen yang diurus sesuai dengan kebutuhan maupun persyaratan pada negara ekspor yang dituju. Sifatnya utama atau tambahan. Biaya pada pengurusan dokumen tidak signifikan. Selain sertifikat yang diperlukan saat pemeriksaan di laboratorium. Seperti misalnya pengurusan COA yang biayanya mencapai ratusan ribu tergantung analisis yang digunakan.

 

4. Biaya Pembayaran Bank


Biaya pembayaran bank digunakan apabila anda menggunakan metode pembayaran ekspor melalui jasa bank. Telegraphic transfer ataupun Letter of credit dan Cash Against Documents merupakan metode yang digunakan saat melakukan transaksi ekspor.

Menggunakan metode T/T, pembayarannya dikenai charge USD 5-10 tiap kali transfer ke luar negeri. Sementara untuk L/C dan CAD, beban charge ada dalam kisaran USD 75-150 setiap kali proses pembayaran. Biaya pembayaran berbeda tergantung dari asal negara dan bank yang digunakan untuk importir dan eksportir di Indonesia.

 

5. Biaya Bea Keluar


Bea keluar merupakan pajak negara yang dibebankan pada beberapa macam kategori barang ekspor. Biaya yang dikenakan besarnya tergantung jumlah prosentase total nilai invoice penjualan ekspor. Pembayaran bea keluar ini harus dibayarkan sebelum ataupun paling lambat saat PEB diajukan.

 

6. Biaya Asuransi


Asuransi yang disebut di sini meliputi asuransi ekspedisi dan asuransi payment. Tetapi, yang termasuk dalam incoterm CIF, yaitu asuransi pengiriman. Biaya premi asuransi ini berkisar 0.1 sampai 0.5% dari total nilai atau harga CFR.

Nah, demikianlah ulasan singkat kami mengenai kalkulasi harga produk dan biaya ekspor. Dengan memperhatikan hal-hal di atas, harapannya pelaku bisnis dapat memperoleh keuntungan profit dan relasi bisnis dari proses ekspor.